Umat Hindu Dharma di Bali merayakan Hari Suci Galungan pada Rabu (26/10). Hari Suci Galungan dirayakan selama 10 hari mulai dari 26 Desember 2018 hingga 5 Januari 2019.
Beragam peringatan berupa acara adat dan keagamaan berlangsung sepanjang Galungan. Hari Raya Galungan akan disusul dengan Hari Raya Kuningan, 10 hari kemudian.
Umat Hindu di Bali merayakan Galungan setiap 210 hari dengan menggunakan penghitungan kalender Bali. Galungan merupakan bentuk peringatan kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan.
Setiap rumah umat Hindu pun dipasangi penjor atau bambu yang sudah dihias. Instansi perkantoran di Bali pun diliburkan untuk memberi kesempatan pada umat Hindu beribadah dengan khidmat dan khusyuk.
Galungan dapat dimaknai sebagai bentuk keheningan atas kemakmuran dan kesejahteraan yang dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Galungan merupakan tangga menuju kehidupan yang lebih bersih.
Diharapkan pada hari ini, pikiran yang suci dan bersih dapat menghilangkan semua pengaruh yang membawa dampak negatif.
Direktur Program Pascasarjana Institut Hindhu Dharma Negeri Ketut Sumadi menjelaskan, Galungan berawal dari abad ke-8 Masehi. Konon, seorang raja dari Kerajaan Bedahulu, Gianyar, memerintah dengan kezaliman.
Rakyat menderita, panen gagal, dan kelaparan lalu memberontak. Akhirnya, raja itu berhasil dikalahkan . Hari kemenangan itulah yang dikenal dengan Hari Raya Galungan, yang bermakna kemenangan dharma melawan adharma.
Umat Hindu di Bali merayakan hari Galungan dengan semarak. Masyarakat akan memakai baju adat berupa kebaya yang didominasi warna putih. Mereka akan pergi beribadah ke pura atau tempat suci keluarga. Para wanita biasanya akan menjunjung sajen.
Hari Raya Galungan ini diperingati dengan serangkaian peringatan mulai dari Tumpek Wariga, Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Penyekeban, Penyajan, Penampahan, Raya Galungan, Umanis Galungan, Pemaridan Guru, Ulihan, Pemacekan Agung, Kuningan, dan Pegat Wakan.
Pada Hari Kuningan, dikutip dari Badungkab.go.id, umat Hindu menghaturkan sembah untuk memohon berkah, keselamatan, dan kesejahteraan. Pada saat perayaan Hari Raya Kuningan ini, nasi kuning menjadi ciri khas dari isi sesajen, berbeda dengan perayaan lainnya. (dikutip dari harian CNN Indonesia)